Pontianak, Sundapost.co.id – Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat terus berupaya meningkatkan produktivitas komoditas perkebunan karet melalui penggunaan benih unggul bersertifikat. Salah satu langkah nyata yang dilakukan adalah pengembangan klon karet IRR 112, yang dinilai memiliki potensi hasil tinggi serta ketahanan baik terhadap kondisi lingkungan di daerah tropis.
Sebanyak 9.243 batang benih karet IRR 112 berumur tiga bulan telah disiapkan dan akan disalurkan ke Kabupaten Sintang dan Kabupaten Kubu Raya. Kegiatan perbenihan dilaksanakan di Desa Sungai Besar, Kecamatan Matan Hilir Selatan, Kabupaten Ketapang.
Petugas lapangan UPT. Pengawasan dan Sertifikasi Benih Perkebunan Provinsi Kalimantan Barat, dilakukan oleh Yunita Hutasoit, Pengawas Benih Tanaman Ahli Muda, bersama Parmi, S.E., Kepala Seksi Pengujian dan Sertifikasi, melaksanakan kegiatan sertifikasi di lokasi perbenihan karet CV. Agrindo. Keduanya memastikan bahwa proses sertifikasi dan pengawasan label berjalan sesuai dengan ketentuan.
H. Sirajudin Nur, selaku Komanditer CV. Agrindo, bersama Agus Susilo sebagai Penanggung Jawab Kebun, menyampaikan bahwa seluruh tahapan perbanyakan benih telah dilakukan sesuai standar. Pemilihan entres klon IRR 112 berasal dari kebun entres resmi di Kayong Utara, sementara batang bawah menggunakan bahan dari biji karet dari kebun sumber benih yang telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian, berlokasi di kecamatan Matan Hilir Selatan.
“Dengan penerapan klon IRR 112, kami optimis produktivitas karet alam di Kalimantan Barat akan meningkat, sehingga kesejahteraan petani karet juga ikut terdorong,” ujar H. Sirajudin Nur.
Senada dengan itu, Parmi, S.E. menegaskan pentingnya penggunaan benih unggul bersertifikat dan berlabel sebagai jaminan mutu agar benih yang diedarkan benar-benar siap berproduksi optimal.
Pemeriksaan mutu dilakukan ketat mengacu pada Keputusan Menteri Pertanian Nomor 85 Tahun 2017 perubahan dari Kepmentan Nomor 328 Tahun 2015 tentang Pedoman Produksi, Peredaran, Pengawasan, dan Sertifikasi Benih Karet (Hevea brasiliensis Mull).
Adapun kriteria benih yang dinyatakan layak edar antara lain Batang atas berasal dari entres klon anjuran dan murni, Batang bawah dengan tingkat kemurnian >90%, Umur benih minimal tiga bulan, Tinggi payung pertama >20 cm, Diameter tunas hasil okulasi >0,5 cm, Memiliki 1–3 payung, Bebas hama dan penyakit, Ukuran polibeg minimal 15 x 35 cm, serta Bebas dari hama dan penyakit.
Dari hasil pemeriksaan di lapangan, benih karet klon IRR 112 dinyatakan memenuhi seluruh standar yang ditetapkan dan layak edar.
Klon IRR 112 saat ini banyak direkomendasikan karena memiliki produktivitas tinggi, memiliki daya adaptasi yang baik di berbagai kondisi tanah. Selain itu, klon ini juga dikenal memiliki pertumbuhan yang cepat, batang yang lurus, serta ketahanan lebih baik terhadap penyakit gugur daun dan jamur akar putih — masalah yang saat ini dihadapi perkebunan karet di wilayah tropis lembap seperti Kalimantan Barat.
Sementara itu, klon PB 260 yang sebelumnya menjadi andalan petani karet kini mulai menunjukkan penurunan produktivitas. Banyak tanaman PB 260 di lapangan mengalami penurunan hasil getah, serta lebih rentan terhadap penyakit gugur daun dan serangan jamur. Kondisi ini menyebabkan hasil panen tidak lagi optimal, sehingga diperlukan klon pengganti yang lebih unggul dan adaptif seperti IRR 112. Pergantian klon ini diharapkan menjadi langkah strategis dalam program peremajaan kebun karet di Kalimantan Barat.
Apakah Anda pekebun yang ingin meningkatkan hasil produksi kebun karet Anda?
Ingin mencoba menanam benih unggul karet dengan klon 112?
Anda dapat menghubungi Agus Susilo, Penanggung Jawab Kebun, melalui WhatsApp di nomor 0823 5344 4126 untuk mendapatkan informasi lebih lanjut.
Mari bersama mendukung kemajuan dan kesejahteraan petani karet Kalimantan Barat dengan menggunakan benih karet unggul, bersertifikat, dan berlabel, demi hasil produksi yang maksimal.(red)
