Banten

DRAMATARI “DHARMA BANYU” MEMUKAU PENONTON DI ACARA SASAKA CIBANTEN.

Banten, Sundapost.co.id – Perhelatan SASAKA CIBANTEN yang dilaksanakan oleh BPK Wilayah VIII berlayar menuju ke titik Hilir. Titik akhir ini ada 2 spot pertunjukan yaitu area keraton Kaibon dan Benteng Speelwijk Banten Lama.

Pertunjukan dramatari bertajuk “DHARMA BANYU” Karya koreografer Yogi Hadiansyah ini mengangkat kisah kecerdasan teknologi dan spiritualitas masyarakat Banten dalam mengelola air. Pertunjukan yang digelar dengan latar megah Benteng Speelwijk, Banten Lama, pada hari Sabtu, 25 Oktober 2025 mulai pukul 20.15 WIB.

Berbeda dari narasi biasa, “DHARMA BANYU” membawa penonton menelusuri sebuah epos yang jarang terungkap: proses penciptaan tiga jenjang pemurnian air suci yang dikenal sebagai Pangindelan Abang, Pangindelan Putih, dan Pangindelan Emas. Dramatari ini akan mengisahkan bagaimana para leluhur Banten, dengan kearifan mendalam, merancang dan membangun sistem penyaringan air yang canggih untuk menyucikan air dari Danau Tasikardi sebelum layak dialirkan ke Keraton Surosowan.

Pangindelan Abang akan digambarkan sebagai tahap awal yang penuh perjuangan, simbol penyaringan pertama dari kekeruhan duniawi.
Pangindelan Putih merepresentasikan tahap pemurnian dan penjernihan, di mana air mulai menemukan kebeningannya.
Pangindelan Emas menjadi puncak dari proses sakral ini, melambangkan air yang telah mencapai kesucian tertinggi, laksana emas murni yang siap menopang kehidupan agung di pusat kesultanan.

Yogi Hadiansyah, selaku sutradara dan penata tari, menjelaskan, “Garapan ini bukan sekadar tarian, melainkan sebuah upaya untuk merekonstruksi memori kolektif tentang peradaban maritim Banten yang maju. ‘DHARMA BANYU’ adalah interpretasi artistik dari sebuah mahakarya teknologi masa lampau. Kami ingin menunjukkan bahwa ‘pengabdian air’ (Dharma Banyu) di Banten tidak hanya soal sumber daya, tetapi juga tentang proses, kesucian, dan penghormatan.
Pertunjukan ini akan menjadi sebuah perpaduan magis antara gerak tradisi Banten yang dinamis, serta tata visual yang memanfaatkan arsitektur historis Benteng Speelwijk sebagai kanvas utama.
Kisah Pangindelan adalah bukti nyata bahwa Banten telah menjadi pusat ilmu pengetahuan dan teknologi. Benteng Speelwijk sebagai lokasi untuk menciptakan dialog antara dua warisan besar di kawasan ini,” tuturnya.

Pertunjukan ini merupakan kolaborasi antara yodancestudio dan sanggar seni Sasenda SMAN 2 Kota Serang. Adapun Penata Musik Farhan Fahreza, Artistik Sahrul, Penari Tb. Rayyan Rifat, Hafidz Ibnu Jabbar, Gusta Maulana PS, Panji Setya Adiwibawa, Mido Fayyi Fannan
Khansa Salitsa Fitri, Tasya Azzahra, Khaira Cahyamega, Raysa Shafwa Rahmadhini,
Muhammad Fathir Arifin Dokumentasi
Hasan Abdul Majid dan Crew Tb. Faisal, Muhammad Azam. (YH)

- advertisement -

Rekomendasi untuk Dibaca

Sundapost.co.id