PANDEGLANG
Trending

Tahura Banten, Kawasan Konservasi Komplit: Edukasi, Wisata Alam, Dan Potensi PAD

CARITA, Sundapost.co.id — Taman Hutan Raya (Tahura) Banten kini layak disebut sebagai kawasan konservasi “paket komplit”. Tak hanya menyajikan wisata alam yang asri dan edukatif, Tahura juga memiliki potensi besar sebagai sumber Pendapatan Asli Daerah (PAD) bagi Pemerintah Provinsi Banten. Kamis (17/7/2025).

Terletak di Kecamatan Carita, Kabupaten Pandeglang, kawasan ini mencakup wilayah Desa Sukarame, Sukanagara, Cinoyong, dan Kawoyang. Berjarak sekitar dua jam perjalanan dari Kota Serang atau 171 kilometer dari DKI Jakarta, akses jalan menuju lokasi cukup nyaman, bahkan menyuguhkan pemandangan pantai yang indah menjelang tiba di area Tahura.

Penetapan Tahura sebagai kawasan konservasi didasarkan pada Keputusan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor SK.3108/Menhut-VII/KUH/2014 tanggal 25 April 2014, dengan luas awal 1.595,90 hektare. Kini, luas kawasan tersebut telah berkembang menjadi sekitar 2.400 hektare.

“Sebelumnya, Tahura ini merupakan kawasan hutan produksi,” ungkap Hudri, Kepala UPT Tahura Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Banten, dalam paparannya kepada awak media, saat kunjungan ke kawasan tersebut

Menurut Hudri, sejarah kawasan ini dimulai pada 1915 ketika Gubernur Hindia Belanda mengukuhkan hutan Gunung Aseupan seluas 7.773,55 hektare. Pada 1935 dibangun pasanggrahan, lalu tahun 1955 kawasan ini digunakan sebagai kebun percobaan oleh Balai Penyelidikan Kehutanan Bogor. Pada 1978 beralih menjadi taman wisata alam, dan pada 2011 diusulkan menjadi Taman Hutan Raya, yang akhirnya disahkan pada 2014.

Meskipun sempat menjadi kawasan produksi, kondisi lingkungan Tahura Banten tetap terjaga. Flora dan fauna asli masih dapat ditemukan, termasuk pepohonan mahoni berusia lebih dari 100 tahun. Fauna yang kerap terlihat di antaranya Elang Jawa, Elang Laut Perut Putih, Kukang Jawa, Surili, hingga macan kumbang.

- advertisement -

Jalur setapak yang tersedia cukup nyaman dilalui. Beberapa destinasi wisata yang populer di antaranya Curug Puteri, Curug Gendang, Cadas Ngampar, dan bendungan. Fasilitas camping juga mulai diminati, terutama sejak Gubernur Banten Andra Soni mengunjungi kawasan Curug.

“Bahkan kini wisatawan asing mulai berdatangan,” ujar Hudri. “Sebelum dikenakan tarif, pengunjung sudah ramai. Sejak akhir 2024, setelah adanya Perda, kawasan ini mulai dikelola secara resmi. Ini menjadi potensi PAD.”

Selain menjadi lokasi wisata, Tahura Banten juga sering dimanfaatkan untuk kegiatan riset dan penelitian oleh mahasiswa maupun akademisi. Beberapa tanaman yang berpotensi sebagai bahan obat-obatan telah ditemukan di kawasan ini.

Kepala DLH Provinsi Banten, Wawan Gunawan, menyatakan bahwa Tahura Banten memiliki potensi besar sebagai destinasi wisata konservasi yang tetap menjunjung tinggi kelestarian lingkungan.

“Ada keinginan Pak Gubernur agar kawasan ini dikembangkan seperti Taman Safari,” tuturnya.

Dengan kekayaan hayati, fungsi edukatif, potensi pariwisata, dan nilai konservasinya, Tahura Banten menjadi simbol upaya pelestarian lingkungan yang berdampak positif pada pengembangan ekonomi daerah. (Sbt)

Rekomendasi untuk Dibaca

Sundapost.co.id