Advetorial

Pengembangan Geopark Nasional Ujung Kulon Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Banten

Banten, Sundapost.co.id – Pengembangan Geopark Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Banten bersama tenaga telah melakukan kegiatan survey lapangan Geopark atau taman bumi sebuah wilayah geografi yang memiliki warisan geologi dari keanekaragaman geologi yang bernilai tinggi, termasuk didalamnya keragaman hayati dan keragaman budaya yang menyatu di dalamnya, yang dikembangkan dengan tiga pilar utama, yaitu konservasi , edukasi dan pengembangan ekonomi lokal.

Provinsi Banten dalam suatu kawasan yang akan mengembangkan geopark terlebih dahulu hasur memiliki situs warisan geologi yang bernilai tinggi, sedangkan aspek keragaman hayati selalu ada di berbagai wilayah nusantara karena keberadaannya diatur dengan Undang-undang tentang Tata Ruang. Demikian pula dengan keragaman budaya karena NKRI, Negara yang memiliki kebudayaan tinggi di setiap daerahnya, karena memiliki sejarah peradaban yang luhur sejak berdirinya Kerajaan Hindu, Budha hingga Kesultanan.

Plt Kepala Dinas ESDM Provinsi Banten, Deri Dariawan, menjelaskan Provinsi Banten memiliki potensi yang baik untuk pengembangan geopark di tiga wilayah, Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang. Dari ketiganya Kabupaten Pandeglang memiliki Geopark Nasional Geopark Ujung Kulon, Kabupaten Lebak Bayah Dome, Kabupaten Serang masih melakukan inventarisasi geodiversity di daerah Rawa Dano dan sekitarnya yang diyakini para ahli geologi sebagai kaldera gunung api purba.

Geopark Ujung Kulon telah ditetapkan sebagai Geopark Nasional pada 10 November 2023 melalui Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Nomor: 393.K/GL.01/MEM.G/2023 setelah sebelumnya terbit Surat Keputusan Menteri ESDM Nomor 54.K/40/MEM/2020 tentang Penetapan Warisan Geologi (Geoheritage) Kabupaten Pandeglang Provinsi Banten. Dengan terbitnya Surat Keputusan penetapan sebagai Geopark Nasional, maka Geopark Ujung Kulon harus sudah dapat melaksanakan program dan kegiantannya dalam rangka pengembangan (geopark).

14 situs warisan geologi di Kabupaten Pandeglang, Situs Warisan Geologi Bongkah Batugamping Tsunami 1883, Situs Warisan Geologi Curug Puteri, Situs Warisan Geologi Curug Ciajeng Kembar, Situs Warisan Geologi Curug Sawer, Situs Warisan Geologi Gua Lalay, Situs Warisan Geologi Batugamping Kuarter, Situs Warisan Geologi Batuhideung, Situs Warisan Geologi Endapan Tsunami Cipenyu, Situs Warisan Geologi Lava Curug Dengdeng, Situs Warisan Geologi Air Panas Cibiuk, Situs Warisan Geologi Kompleks Sanghyang Sirah, Situs Warisan Geologi Tanjunglayar, Situs Warisan Geologi Karangcopong, Situs Warisan Geologi Batupasir Citambuyung.

Dari ke empatbelas warisan geologi, 2 dinilai berperingkat nasional, Situs Warisan Geologi Bongkah Batugamping Tsunami di Pantai Carita dan Endapan Tsunami pantai Cipenyu. yang akan ditampilkan sebagai tema Geopark Ujung Kulon dari segi geologi adalah peristiwa bencana geologi tsunami, terutama yang terjadi pada tahun 1883 tsunami yang diakibatkan meletusnya Gunung Krakatau, jelasnya.

- advertisement -

Lanjut deri, Salah satu situs warisan geologi yang mewakili jejak peristiwa tsunami tahun 1883 berupa bongkah batugamping terumbu yang terhempas oleh dahsyatnya gelombang tsunami. bongkah batugamping jejak tsunami sebetulnya banyak di sepanjang pantai Sukarame Carita, tetapi yang paling menonjol adalah sebuah bongkah besar batugamping berdimensi sekitar (4 x 5 x 7) meter, dimana penduduk setempat menamakan bongkah batugamping terumbu sebagai Karang Dalem.

Situs warisan geologi lain diyakini sebagai jejak tsunami Krakatau 1883 dan sudah ditetapkan oleh Menteri ESDM endapan tsunami yang berada di pantai Cipenyu, berupa sedimen muda terdapat hanya sekitar pantai, dengan ketebalan sekitar 50 cm tersusun dari material koral, material pasir karbonat. Singkapan yang nampak, terbagi atas 3 bagian, di bawah batuan setengah lapuk (saprolit) bersifat karbonat, diduga dari endapan batugamping formasi Bojongmanik, diatasnya pasir yang kemungkinan sebagai pasir pantai lama sebelum terjadinya tsunami, dan di bagian atas terdapat endapan tsunami.

Dari data keterdapatan foraminifera pada endapan tsunami tersebut diketahui bahwa terdapat beberapa spesies yang hidup pada kisaran umur Miosen Tengah hingga Pleistosen, seperti Orbulina universa, kisasan umur oligosen, Miogypsinita Mexicana. beberapa spesies yang hidup dalam kisaran Holosen dan Resen seperti spesies-spesies Planorbulinella larvata, Lepidocyclina, atau Calcarina gaudichaudii.

Kisaran lingkungan pengendapan dari fosil foraminifera, antara lingkungan neritic luar (kedalamaan 100-200) hingga bathial di kedalaman di 1000 meter, bahkan spesies yang lingkungannya dikedalaman laut cukup dalam seperti Amphistegina pinarensis yang bisa ditemukan di kedalaman laut Neritik luar (100 – 200 m dpl) hingga abysal (2000 – 3000 m dpl).

Selain tema Geopark Jejak Tsunami Krakatau 1883, Geopark Ujung Kulon memiliki beberapa situs warisan geologi yang menarik batuan hasil gunung api yang terdiri atas batuan gunung api muda dan gunung api purba.
Batuan gunung api muda terlihat di bagian utara dari deliniasi geopark yaitu sekitar Kecamatan Carita seperti di situs warisan geologi Curug Ciajeng Kembar dan Curug Putri, sedangkan batuan yang dihasilkan oleh aktifitas gunung api purba Kompleks Sanghyang Sirah, Tanjunglayar dan Karangcopong.

Hal menarik dari situs-situs warisan geologi gunung api purba, tampak dari penamaan pada 2 peta geologi skala 1 :100.000 yang berbeda berumur Miosen. Formasi Cikancana, cikancana tersusun dari litologi breksi gunung api dan tuf dengan sisipan lava pejal bersusunan andesit, breksi lava, lava bantal, tuf pasiran dan tuf gampingan, stempat terdapat sisipan bantal batugamping.

Atmawinata dan H.Z. Abidin (1991) Batuan dari formasi ini tersingkap di Kompleks Sanghyang Sirah dengan penampakan litologi tersusun dari breksi gunung api, tuf lapilli, tuf halus terubah, lava hingga retas dan sisa leher gunung api (volcanic neck). Singkapan batuannya dapat ditelusuri sepanjang lebih dari 5 kilometar di pesisir bagian selatan Taman Nasional Ujung Kulon.

lokasi ini sangat menarik untuk penelitian geologi terkait gunung api purba, selain wisata pantai karena karena panoramanya yang sangat indah. Sanghyang Sirah bahkan terkenal sebagai tempat orang beziarah karena dipandang sangat bersejarah dan memiliki nilai legenda mistis yang sangat kuat, dimana terdapat sebuah gua yang cukup besar, didalamnya terdapat sebuah sumur air tawar yang sangat jernih.

Selain di Kompleks Sanghyang Sirah, batuan gunung api purba juga tersingkap di titik paling barat dari Pulau Jawa, Tanjunglayar yang secara litologi tersusun dari breksi gunung api dan lava yang terlipatkan sebagai dragfold (lipatan seretan) sebuah sistem sesar yang besar. Diduga sesar ini tersambung dengan Sesar Sumatera. Batuan ini termasuk dalam bagian Formasi Cikancana yang berumur Miosen Awal – Tengah, Tutupnya. (Adv)

Rekomendasi untuk Dibaca

Sundapost.co.id