
Serang, Sundapost.co.id – Kinerja APBN Provinsi Banten sampai dengan 30 Juni 2024
menunjukkan hasil yang sangat baik. Hal ini terlihat secara umum pendapatan dan belanja
negara yang tumbuh positif (yoy). Hal ini disampaikan oleh para pimpinan Kemenkeu Satu
Regional Banten yakni Kepala Kanwil Ditjen Perbendaharaan Provinsi Banten, Suska, Kepala
Kanwil DJP Banten, Cucu Supriatna, Kepala Kanwil DJBC Banten, Rahmat Subagio, dan Kepala
Kanwil DJKN Banten, Djanurindro Wibowo. 31 Juli 2024
Menurut Suska, secara umum realisasi pendapatan APBN regional Banten sampai dengan 30
Juni 2024 berkinerja sangat baik. Realisasi penerimaan pajak telah mencapai 49,89% dari target,
realisasi penerimaan kepabeanan dan cukai telah mencapai 45,24% dari target dan realisasi
PNBP telah mencapai 75,34% dari target. Secara keseluruhan, total realisasi pendapatan sampai
dengan 30 Juni 2024 telah mencapai 49,45% dari target dan mengalami pertumbuhan sebesar
15,85% (yoy).
Kinerja Belanja Negara, Penyaluran KUR dan UMi
Suska menyampaikan, kinerja Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai dengan 30 Juni
2024 mengalami pertumbuhan positif, dengan realisasi telah mencapai Rp829,44 miliar atau
75,34% dari target dan mengalami pertumbuhan sebesar 8,85% (yoy). Kinerja PNPB ini ditopang
oleh Pendapatan Pelayanan Pertanahan, Jasa Kepelabuhanan, Pendapatan Paspor ,
Pendapatan Jasa Pelayanan Pendidikan dan Jasa Pelayanan Rumah Sakit.
Selanjutnya, dari sisi belanja negara sampai dengan 30 Juni 2024 terealisasi sebesar Rp13,83
triliun atau 49,77% dari pagu dan mengalami pertumbuhan sebesar 15,09% (yoy). Kontribusi
realisasi belanja negara terbesar berasal dari belanja TKD sebesar Rp9,16 triliun, kemudian
belanja K/L sebesar Rp4,67 triliun.
Untuk seluruh jenis Belanja K/L di Provinsi Banten sampai dengan 30 Juni 2024 mengalami
pertumbuhan positif, kecuali belanja modal yang mengalami kontraksi sebesar 27,46%. Hal ini
disebabkan karena terdapat penurunan pagu belanja modal yang cukup signifikan untuk tahun
2024 pada satker tertentu.
Sedangkan kinerja realisasi Belanja K/L berdasarkan fungsi bahwa fungsi Pelayanan Umum
menunjukkan kinerja tertinggi sebesar 57,22%, yang ditopang adanya pelaksanaan tahapan
pemilu pada bulan Februari 2024.
Terkait hibah, total pendapatan hibah yang diterima oleh satuan kerja vertikal sampai dengan 30
Juni 2024 sebanyak 40 hibah dengan total nilai sebesar Rp101,96 miliar. Hibah tersebut
digunakan untuk menunjang pelaksanaan pemilihan kepala daerah dan pencapaian Program
Kementerian Agraria dan Tata Ruang / BPN.
Suska menjelaskan, kinerja penyaluran Transfer Ke Daerah (TKD) sampai dengan 30 Juni 2024
telah tersalurkan sebesar Rp9,16 triliun atau 51,73% dari total alokasi TKD dan tumbuh sebesar
14,64%, dimana untuk semua jenis TKD mengalami pertumbuhan positif, kecuali jenis TKD DAK
Fisik yang baru tersalur sebesar 53,21% dari total pagu dan mengalami kontraksi sebesar
15,81% dibandingkan tahun 2023. Hal ini disebabkan masih dilakukan proses lelang dan
terdapat kendala pemenuhan persyaratan pelaksanaan DAK Fisik pada bidang tertentu.
Kementerian Keuangan juga memiliki misi khusus dalam mengawal penyaluran Kredit Usaha
Rakyat (KUR) dan Kredit Ultra Mikro (UMi). Sampai dengan 30 Juni 2024, penyaluran KUR
mengalami mengalami pertumbuhan positif sebesar 18,68% dan penyaluran Umi mengalami
kontraksi sebesar 10,98%, dimana penyaluran KUR dan UMi terbesar berada di Kabupaten
Tangerang yang masing-masing sebesar Rp753,80 miliar dan Rp60,41 miliar.
Sedangkan KUR dengan skema mikro dan KUR berdasarkan sektor perdagangan merupakan
kelompok penyaluran KUR terbesar dengan nilai penyaluran masing-masing sebesar Rp1,53
triliun dan Rp1,67 triliun.
Selanjutnya terkait dengan kinerja APBD Banten sampai dengan 30 Juni 2024, pendapatan dan
belanja daerah mengalami pertumbuhan positif masing-masing sebesar 16,76% dan 35,77%.
TKD yang telah disalurkan ke Provinsi Banten sampai dengan 30 Juni 2024 sebesar Rp9,16
triliun atau sebesar 50% dari total pendapatan Banten.
Kinerja Penerimaan Pajak
Selanjutnya, Cucu Supriatna, Kepala Kanwil DJP Banten, menyampaikan informasi tentang
penerimaan pajak Provinsi Banten hingga 30 Juni 2024. Menurutnya, penerimaan pajak periode
tersebut tercapai sebesar Rp38,20 triliun, memenuhi 49,89% dari target APBN 2024 sebesar
Rp76,58 triliun dan tumbuh sebesar 12,13% (yoy) dan kinerja penerimaan pajak tumbuh dengan
baik.
Cucu menjelaskan, mayoritas jenis pajak dominan mengalami pertumbuhan positif pada periode
s.d 30 Juni 2024. PPN Dalam Negeri, PPh Pasal 21, PPN Impor, PPh Final dan PPh 22 Impor
mengalami pertumbuhan positif. Sedangkan PPh Badan masih mengalami pertumbuhan negatif.
Hal ini disebabkan oleh peningkatan restitusi.
Selanjutnya, penerimaan perpajakan sektor dominan s.d. 30 Juni 2024 mayoritas tumbuh positif.
Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Perdagangan adalah dua sektor dengan kontribusi
terbesar penerimaan pajak Banten s.d 30 Juni 2024. Kontribusi masing-masing sektor tersebut
sebesar 39,52% dan 24,54%.
Hingga 30 Juni 2024, 11 Kantor Pelayanan Pajak (KPP) di lingkungan Kanwil DJP Banten
seluruhnya mengalami pertumbuhan positif yang baik, kecuali KPP Madya Tangerang
mengalami pertumbuhan negatif yang disebabkan oleh restitusi yang jatuh tempo di tahun 2024.
Kinerja penerimaan yang terbaik hingga periode Juni 2024 dialami oleh KPP Pratama Tangerang
Barat dengan capaian 60,56% dan pertumbuhan sebesar 37,29% (yoy).
Kontribusi penerimaan pajak Kanwil DJP Banten ditopang oleh jenis pajak PPN Dalam Negeri,
PPh 21, dan PPN impor masing-masing sebesar 28,50%, 22,09%, dan 21,49%.
Kinerja Penerimaan Kepabeanan dan Cukai
Selanjutnya, Kepala Kanwil DJBC Banten, Rahmat Subagio, menyampaikan informasi tentang
penerimaan Kepabeanan dan Cukai Provinsi Banten hingga 30 Juni 2024. Beliau menyampaikan
bahwa capaian penerimaan Kepabeanan dan Cukai sebesar Rp6,65 Triliun, memenuhi 45,24%
dari target tahunan APBN 2024 sebesar Rp14,71 Triliun dan tumbuh sebesar 3,65% (yoy).
Kinerja penerimaan Kepabeanan dan Cukai ini tumbuh positif sebesar 6,29% hingga 30 Juni
2024.
Rahmat menjelaskan, penerimaan Kepabeanan dan Cukai ini terdiri dari Bea Masuk, Cukai, dan
Bea Keluar. Bea Masuk mencapai Rp5,17 triliun, naik 2,36% (yoy), dipengaruhi kinerja impor
kebutuhan perdagangan dan industri yang didorong dari komoditas bahan bakar, bahan baku /
penolong kebutuhan industri raw sugar dan industri beras. Cukai mencapai Rp1,48 triliun,
tumbuh 23% (yoy), didorong peningkatan volume produksi minuman mengandung etil alkohol
golongan A, B, dan C yang disertai kenaikan tarif Cukai MMEA 20% (rata-rata tertimbang). Bea
keluar mencapai Rp2,43 miliar, turun 54,07% (yoy), dipengaruhi fluktuasi harga komoditas kelapa
sawit dan produk turunan pengolahannya.
Rahmat juga menyampaikan informasi tentang kinerja Neraca Perdagangan Provinsi Banten
hingga Juni 2024. Nilai Ekspor Juni 2024 tercatat USD 1,45 miliar, tumbuh 75% (yoy), sementara
impor mencapai USD 3,05 miliar, tumbuh 18% (yoy).
Neraca Perdagangan Juni 2024 masih mencatatkan defisit sebesar USD 1,61 miliar lebih besar
jika dibandingkan dengan defisit bulan Mei 2024 sebesar USD 0,78 miliar.
Penurunan Neto Neraca Perdagangan Juni 2024 tersebut disebabkan oleh penurunan eksportasi
pada komoditi: perhiasan, barang hasil tempaan pandai emas dan perak serta barang lainnya;
daging ikan; dan kenaikan importasi pada komoditi minyak mentah dan turunannya; besi pig dan
ingot besi serta baja bukan paduan; HRC.
Kinerja Pengelolaan Aset di Banten sampai dengan Juni Tahun 2024
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Provinsi Banten, Djanurindro
Wibowo, melaporkan kinerja pengelolaan aset negara di wilayah Banten pada sampai dengan
bulan Juni tahun 2024. Pengelolaan aset negara di Banten mencakup Penerimaan Negara
Bukan Pajak (PNBP) dari Kekayaan Negara, Piutang dan Lelang, serta Pembiayaan Proyek
Strategis Nasional (PSN) oleh Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), yang semuanya
menunjukkan kinerja positif dan sesuai dengan target yang telah ditetapkan.
Realisasi PNBP dari pengelolaan aset sampai dengan Juni 2024 mencapai Rp8,85 miliar atau
34,72% dari target tahun 2024. Sementara itu, realisasi PNBP dari lelang mencapai Rp19,07
miliar atau 45,52% dari target tahun 2024, sedangkan realisasi PNBP dari piutang negara adalah
Rp0,72 miliar atau 148,74% dari target tahun 2024. Total realisasi PNBP sampai dengan Juni
2024 adalah Rp28,65 miliar atau mencapai 42,20% dari target tahun 2024.
Realisasi Pokok lelang bulan Juni mencapai Rp153,43 miliar, sehingga capaian pokok lelang
bulan Januari sampai dengan Juni 2024 mencapai Rp731,02 miliar atau 47,46% dari target tahun
2024, dengan dominasi jenis lelang meliputi Hak Tanggungan, Lelang Non Eksekusi Sukarela,
dan Lelang Pegadaian. Penyelesaian piutang negara sampai dengan bulan Juni tahun 2024
mencapai Rp7,152 miliar atau 51,82% dari target tahun 2024.
Realisasi Hibah Barang Milik Negara kepada pemerintah daerah di wilayah Provinsi Banten,
sampai dengan Juni 2024 sudah terbit surat persetujuan hibah dengan nilai sebesar Rp167,24
miliar.
Untuk pembiayaan PSN oleh LMAN di Provinsi Banten di bulan Juni tahun 2024, sudah
terealisasi pembiayaan sebesar Rp5,89 miliar Rupiah, yang berasalah dari realisasi atas Sarana
dan Prasarana Air Baku Karian. Sehingga total realisasi PSN oleh LMAN dari bulan Januari s.d
Juni sebesar Rp338,15 miliar. (Trg)